BeritaYogya.com – Pada KTT G20 di New Delhi, India, terdapat sebuah peristiwa menarik yang terkait dengan undangan yang dikirimkan oleh Presiden India, Droupadi Murmu, yang mengganti nama ‘India’ menjadi Bharat.
Dilansir oleh Reuters pada Kamis (7/9), undangan ini adalah undangan untuk makan malam bagi peserta KTT G20 yang akan diselenggarakan pada tanggal 8 hingga 10 September mendatang.
Perubahan ini telah menimbulkan spekulasi bahwa pemerintah mungkin akan mengubah nama negara tersebut. Namun, dalam undangan bahasa Inggris untuk makan malam G20, Droupadi Murmu disebut sebagai Presiden Bharat.
Pejabat setempat menolak memberikan komentar ketika ditanya tentang undangan ini dan apakah ada rencana serius mengenai penggantian nama India menjadi Bharat.
Bharat adalah kata yang berasal dari bahasa Hindi atau Sansekerta.
Perubahan nama ini terkait dengan peran PM Narendra Modi, yang dikenal sebagai sosok nasionalis Hindi yang ingin India sepenuhnya mengadopsi ideologinya.
Selama beberapa tahun, pemerintahan nasionalis Partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin oleh Modi telah mengubah nama beberapa kota dengan nama yang lebih berasal dari bahasa Hindi.
Namun, apakah perubahan nama India menjadi Bharat akan terjadi dalam waktu dekat masih belum pasti. Hal ini karena perubahan ini memerlukan amandemen konstitusi yang harus disetujui oleh dua pertiga mayoritas di kedua majelis parlemen.
Meskipun demikian, anggota pemerintah dan partai berkuasa BJP telah menyuarakan preferensi untuk lebih menggunakan nama Bharat daripada India.
Sejauh ini, India sebenarnya memiliki dua nama resmi, yaitu India dan Bharat. Namun, sebutan India yang lebih dikenal oleh masyarakat internasional.