Kegiatan Kirab Budaya Saparan 1.000 Apem dan Lemper Meriahkan Minggu di Yogyakarta

13
Acara Kirab Budaya Saparan 1.000 Apem dan Lemper (Foto : Kelurahan Cokrodiningratan)

BeritaYogya.com – Pada hari Minggu (10/9/2023), Upacara Adat Kirab Budaya Saparan 1.000 Apem dan Lemper digelar oleh warga di Lapangan Babrik (Lapangan Baru), tepatnya RW 11, Gondolayu, Kampung Cokrokusuman, Kelurahan Cokrodiningratan, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta. 

Acara ini mendapatkan dukungan anggaran dari Kelurahan Cokrodiningratan dan dihadiri oleh Pejabat Walikota Yogyakarta, Perwakilan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Mantri Pamong Praja Jetis, Lurah Cokrodiningratan, Kepala KUA Jetis, Kapolsek Jetis, Danramil Jetis, Kepala Kampung Cokrokusuman, serta jajaran Ketua RW dan RT se Cokrokusuman, dan tokoh masyarakat serta tokoh lintas agama di Kelurahan Cokrodiningratan.

Dalam sambutan yang disampaikan oleh Ketua Panitia Kegiatan Upacara Adat Kirab Budaya Saparan 1.000 Apem dan Lemper, Dwi Nuryanto, S.P., dijelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang telah menjadi tradisi di wilayah Gondolayu, Kampung Cokrokusuman, Kelurahan Cokrodiningratan, Kemantren Jetis Kota Yogyakarta. 

Kegiatan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur atas karunia dan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT dalam bentuk Sedekah Apem, Lemper, dan sejenisnya.

Kirab Saparan ini melibatkan 26 kelompok kreatifitas dan seni yang ada di wilayah Cokrodiningratan dengan total peserta sebanyak 800 orang. 

Acara ini diselenggarakan dengan harapan dapat melestarikan budaya yang memiliki filosofi dan makna yang kaya, serta memberikan pelajaran tentang arti kebersamaan, tepo sliro, guyub rukun, dan saling menghormati dalam perbedaan kepada generasi muda agar dapat mendatangkan rahmat dari Sang Pencipta.

Pejabat Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, S.H., M.Ed., menyatakan kebanggaannya terhadap kegiatan ini. Di tengah pengaruh budaya luar negeri, masyarakat Cokrodiningratan terus berusaha melestarikan budaya dan mendukung pariwisata Yogyakarta. 

Filosofi Apem melambangkan saling memaafkan antar sesama, sedangkan filosofi Lemper adalah penggambaran tekstur lengket dianggap hubungan keluarga dan persaudaraan yang semakin erat tanpa memandang ras, suku, agama, etnis, dan golongan. 

Dengan menerapkan filosofi ini, diharapkan masyarakat akan hidup dalam suasana tepo sliro, saling maaf memaafkan, dan menjaga persatuan serta kesatuan, sehingga konflik dan perpecahan dapat dihindari. Kondisi ini diharapkan akan mendatangkan rahmat dari Allah SWT dan mencegah bencana.

Kirab budaya ini dimulai sekitar jam 16.00 WIB, berawal dari Lapangan Babrik (Baru) RW 11, melewati Gapura Gondolayu Lor, Jalan Jenderal Sudirman, Perempatan Tugu, Jalan Diponegoro, Jalan Asem Gede, Jalan Pakuningratan, Jalan AM Sangaji, kembali ke Perempatan Tugu, Jalan Jenderal Sudirman, masuk Gapura Gondolayu RW 11, dan berakhir di Lapangan Babrik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini