BeritaYogya.com – Dalam Rapat Kerja antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama Komisi X DPR RI, agenda utamanya adalah membahas isu-isu perundungan dan keamanan infrastruktur sekolah di Gedung Nusantara, Jakarta. Inspektur Jenderal (Irjen) Kemendikbudristek, Chatarina Muliana Girsang, menyampaikan dalam paparannya kemajuan upaya penanganan isu perundungan, di mana 104.870 Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) telah terbentuk hingga saat ini.
Irjen Chatarina menjelaskan mekanisme penanganan kekerasan, termasuk pembentukan TPPK dan Satuan Tugas (Satgas) sesuai Permendikbudristek Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP). Dia juga merinci langkah-langkah seperti pelaporan, pemeriksaan, sanksi administratif, pemulihan korban, dan tindak lanjut terhadap laporan.
Selain itu, Irjen Chatarina mencatat upaya penanganan kekerasan oleh Itjen Kemendikbudristek dari tahun 2021-2023, termasuk kasus perundungan dan seksual di berbagai jenjang pendidikan. Dia menegaskan bahwa total 127 kasus telah ditangani, dengan perundungan menjadi isu terbanyak dan terpusat di Sekolah Menengah.
Paparan tersebut juga membahas Permendikbudristek PPKSP yang memiliki tujuan memperkuat lingkungan pendidikan yang aman. Kolaborasi lintas kementerian, melibatkan delapan Kementerian/Lembaga, diimplementasikan sesuai aturan Permendikbudristek Nomor 46/2023. Irjen Chatarina menyebutkan bahwa kolaborasi ini mencakup pembentukan TPPK, pelatihan, penyediaan sarana dan prasarana yang aman, serta kanal aduan.
Strategi penanganan kekerasan oleh Itjen Kemendikbudristek mencakup berbagai langkah, seperti mendorong TPPK dan Satgas, penindakan aduan, penggunaan berbagai kanal pengaduan, dan sinergi dengan K/L lain serta Organisasi Masyarakat Sipil (OMS). Selain itu, melalui Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemendikbudristek telah melaksanakan berbagai program Pencegahan Perundungan, termasuk pelatihan fasilitator guru dan pembentukan agen perubahan siswa.
Program pengembangan seperti Program Roots Mandiri dan pemanfaatan platform pembelajaran Program Pencegahan Perundungan (Roots) juga diimplementasikan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih aman dan nyaman.