LG Batal Investasi Rp130 Triliun, Hasim: Kita Serahkan ke Tuhan

13
Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo (Foto: Ist)
Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo (Foto: Ist)

BeritaYogya.com – Utusan Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, memilih irit bicara soal keputusan LG menarik diri dari proyek rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia yang nilainya mencapai 11 triliun won atau sekitar Rp130 triliun (dengan kurs Rp11.826 per won).

Saat ditemui di Hotel Mandarin Oriental Jakarta usai pertemuan dengan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair bersama Ketua MPR RI Eddy Soeparno, Hashim memberikan pernyataan singkat kepada awak media.

“(LG batal investasi di Indonesia?) Ya, kita serahkan ke Tuhan lah,” ucap Hashim sembari berlalu menuju kendaraannya, Selasa (22/4).

Sebelumnya, kabar pembatalan investasi ini mencuat dari Korea Selatan pada Jumat (18/4), sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Yonhap. Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, serta beberapa mitra lainnya, resmi menarik diri dari proyek besar tersebut.

“Dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan iklim investasi, kami memutuskan mundur dari proyek tersebut,” kata salah satu pejabat LG Energy Solution.

Meski proyek rantai pasok EV batal, LG menyatakan akan tetap menjalankan aktivitas bisnis lainnya di Indonesia. Di antaranya adalah kelanjutan operasional pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), sebuah joint venture bersama Hyundai Motor Group.

Pihak LG mengaku telah berkomunikasi dengan pemerintah Indonesia sebelum memutuskan mundur. Namun, mereka tidak merinci siapa saja pejabat yang terlibat dalam diskusi tersebut.

LG mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil karena adanya perubahan lanskap industri global, termasuk perlambatan permintaan mobil listrik di pasar dunia.

Padahal, sebelumnya pemerintah Indonesia dan LG memiliki visi besar untuk menciptakan ekosistem baterai EV terintegrasi, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor dan katoda, hingga pembuatan sel baterai secara lokal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini