BeritaYogya.com – Sepatu roda merupakan ajang olahraga yang sedang hits saat ini. Di Indonesia, terjadi peningkatan jumlah atlet sepatu roda yang cukup besar khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Saat ini, terdapat sekitar 500 atlet yang tergabung dalam 8 klub sepatu roda di bawah pengawasan Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia Perserosi) DIY. Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelum pandemi.
Sekretaris Perserosi Sleman, Deny Suharyanti, mengungkapkan bahwa di Sleman sendiri, terdapat sekitar 340 atlet sepatu roda dari berbagai macam kategori. Angka ini naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan sebelum pandemi. Deny juga menyoroti peningkatan drastic.
“Kenaikannya sangat drastis, bahkan hingga melibatkan atlet berusia 3 tahun yang diasuh oleh Perserosi,” kata Deny, Rabu (4/1).
Namun, muncul kendala yakni kurangnya fasilitas latihan yang memadai seiring dengan pertambahan atlet sepatu roda di Yogya. Stadion Sultan Agung (SSA) di Bantul merupakan satu-satunya lintasan sepatu roda yang sesuai standar. Lintasan tersebut pun adalah lintasan outdoor, sehingga latihan tidak dapat dilakukan saat hujan.
Situasi menyedihkan ini terjadi pula di Sleman, para atlet biasanya melaksanakan latihan di area parkir Stadion Maguwoharjo. Ketika ada acara lain yang digelar di Stadion Maguwoharjo, area parkir tidak bisa digunakan oleh para atlet sepatu roda. Fasilitas yang sulit akan menghambat potensi atlet-atlet berbakat yang akan menjadi bibit unggul generasi bangsa ini.
Pemerintah hendaknya memberikan perhatian lebih terhadap perkembangan olahraga sepatu roda di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sehingga tren positif ini tidak terlewatkan begitu saja.
Deny Suharyanti, Sekretaris Perserosi Sleman, menyampaikan, “Kami sangat berharap memiliki fasilitas lintasan yang setara dengan standar seperti Jakarta International Roller Track Arena (JIRTA) atau tempat-tempat lain yang memadai, sehingga prestasi atlet-atlet kami dapat dimaksimalkan.”
Pendapat yang serupa diungkapkan oleh Ferry Wiharsasto yang merupakan seorang pengurus dari klub sepatu roda Black Hawk di Sleman. Seringkali atlet-atletnya tidak dapat berlatih karena kondisi cuaca atau karena Stadion Maguwoharjo digunakan untuk acara lain. Selain itu, rekan-rekannya di Gunungkidul pun bahkan tidak memiliki tempat latihan, sehingga mereka harus datang ke Yogyakarta untuk berlatih.
Ferry juga menyoroti bahwa satu-satunya lintasan sepatu roda yang sesuai standar dan layak untuk latihan adalah lintasan di Stadion Sultan Agung (SSA) di Bantul.
Namun, lintasan ini juga bersifat outdoor, sehingga tidak dapat digunakan saat hujan.
Oleh karena itu, besar harapan agar pemerintah memberikan perhatian lebih pada perkembangan olahraga sepatu roda di DIY. Salah satu langkah yang diusulkan yakni dengan menyediakan fasilitas latihan yang memadai dan khusus untuk olahraga sepatu roda, sehingga para atlet dapat fokus pada latihan mereka tanpa harus menghadapi gangguan dari acara.