Pemerintah Indonesia Ambil Langkah Awal Menuju Dekarbonisasi Industri dengan Penandatanganan Perjanjian CCS

18
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Jodi Mahardi, saat menandatangani dua perjanjian terkait potensi Carbon Capture Storage (CCS) yang ada di Indonesia hingga 400 giga ton di Amarika Serikat, Senin (13/11/2023) (Foto: Kemenko Marves)

BeritaYogya.com – Pemerintah Indonesia telah menandatangani dua perjanjian terkait potensi Penyimpanan Karbon (CCS) yang ada di Indonesia, diperkirakan mencapai hingga 400 giga ton. Penandatanganan ini menandai awal dari serangkaian proses yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk membangun ekosistem CCS. 

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Jodi Mahardi, hadir dalam pertemuan tersebut pada Senin (13/11/2023).

Dalam pernyataannya, Deputi Jodi menyatakan bahwa penandatanganan perjanjian tersebut membuktikan kesiapan pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan potensi CCS untuk kemajuan industri rendah karbon, peningkatan investasi, dan menciptakan lapangan kerja baru untuk masyarakat Indonesia.

Dengan potensi penyimpanan karbon di Indonesia yang diperkirakan mencapai 400 giga ton, negara ini memiliki peluang bisnis dan investasi yang signifikan.

Dua perjanjian terkait CCS yang ditandatangani melibatkan Amendemen Pokok-Pokok Perjanjian (HOA) yang memungkinkan kemajuan lebih lanjut CCS Hub oleh PT Pertamina (Persero) dengan ExxonMobil, serta Nota Kesepahaman (MOU) antara Pemerintah Indonesia dan ExxonMobil.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (MenESDM), Arifin Tasrif, juga turut hadir dalam acara penandatanganan perjanjian tersebut. Menurutnya, perjanjian ini tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi, tetapi juga akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

“Penandatanganan dua perjanjian hari ini menunjukkan langkah penting dalam perjalanan Indonesia sebagai pemimpin dalam pengurangan emisi. Teknologi mutakhir di balik CCS Hub dan kompleks petrokimia tidak hanya akan mengurangi emisi dan mendorong industri rendah karbon tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan menarik investasi. Produk hilirisasi dari kompleks petrokimia itu akan memberikan manfaat yang signifikan bagi perekonomian Indonesia,” ujar MenESDM Arifin.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini