BeritaYogya.com – Kelompok Jaga Warga berperan aktif dalam mengurangi potensi isu yang dapat memicu konflik dalam kehidupan masyarakat.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyatakan hal tersebut setelah melantik 15 Kelompok Jaga Warga Kemantren Tegalrejo untuk periode 2023 hingga 2028, di Nattaya Park Bener pada Selasa (7/11/2023).
Menurutnya, Kelompok Jaga Warga berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk mendeteksi tanda-tanda konflik di lingkungan masyarakat.
Singgih menekankan pentingnya mitigasi untuk mencegah konflik agar tidak terjadi, bukan menunggu sampai konflik terjadi baru dicari solusinya.
Menurutnya, mitigasi sangat penting dalam menjaga kerukunan antarwarga, menciptakan kenyamanan, dan keamanan di wilayah tersebut.
Ia menyatakan bahwa kerukunan dan gotong royong adalah budaya dan ciri khas masyarakat di wilayah Istimewa.
Oleh karena itu, nilai-nilai keistimewaan tersebut harus terus dijaga dan diperkuat, salah satunya dengan menciptakan suasana yang damai dan kondusif.
Singgih menegaskan bahwa budaya saling mengingatkan dan menguatkan harus terus dipegang teguh, terutama menjelang pesta demokrasi 2024.
Jaga Warga memiliki peran penting, terutama dalam menangani potensi benturan antar warga dengan segera melakukan mediasi dan meredam konfliknya.
Menurut Singgih, ketika potensi konflik di tingkat masyarakat bawah sudah dapat dideteksi dan diselesaikan secara dini, situasi aman, tertib, dan nyaman di Kota Yogyakarta akan semakin kuat.
Dia juga menekankan bahwa kerjasama antara Jaga Warga, Polisi RW, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Satpol PP, dan kelompok lainnya akan memperkuat situasi kondusif di Kota Yogyakarta dengan menerapkan terus nilai-nilai budaya yang ada.
Sementara itu, Mantri Pamong Praja Kemantren Tegalrejo, Antariksa Agus Purnama, berharap bahwa dengan dikukuhkannya Kelompok Jaga Warga, mereka dapat bekerja sama dengan kelompok dan lembaga sosial kemasyarakatan lainnya untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat.
Menurutnya, Kelompok Jaga Warga merupakan salah satu pilar dalam menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif di wilayah tersebut, berperan sebagai mediator, motivator, dan penyampai aspirasi perwakilan dari masyarakat.
