BeritaYogya.com – Perhatian khusus terus diarahkan ke isu stunting, termasuk di Kabupaten Bantul, karena dampaknya yang signifikan terhadap perkembangan dan kualitas sumber daya manusia, serta implikasinya pada produktivitas ekonomi, masalah pendidikan, dan aspek lainnya.
Dalam upaya mencegah stunting di Kabupaten Bantul, Puskesmas Pleret mengorganisir kegiatan bernutrisi bertajuk “Remaja Bebas Anemia” pada Jumat (8/9/2023). Pilihan topik ini disebabkan oleh peran penting remaja, terutama remaja perempuan, dalam penurunan angka stunting. Dr. Santoso, Kepala Puskesmas Pleret, menjelaskan bahwa remaja perempuan yang mengalami anemia memiliki risiko lebih tinggi melahirkan anak yang mengalami stunting.
“Saat ini, yang hadir adalah perwakilan siswa SMP dan SMA di Pleret, dengan usia rata-rata antara 13 hingga 15 tahun. Pada 10 hingga 15 tahun ke depan, mereka kemungkinan akan menjadi calon ibu. Oleh karena itu, memberikan pemahaman dan kesadaran kepada mereka bahwa ibu hamil harus terhindar dari anemia agar tidak berisiko melahirkan anak dengan stunting sangat penting, dan pencegahan ini harus dimulai sejak dini, yakni saat remaja,” jelasnya.
Anemia sendiri adalah kondisi yang terjadi akibat kekurangan sel darah merah, seringkali disebabkan oleh kurangnya zat besi. Zat besi adalah nutrisi penting untuk memproduksi sel darah merah. Jika seorang ibu hamil mengalami anemia, ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin, yang akhirnya dapat menghasilkan anak yang mengalami stunting.
Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo, juga menekankan pentingnya mencegah stunting sejak usia remaja, terutama pada remaja perempuan yang akan menjadi ibu di masa depan. Ia berpendapat bahwa para remaja ini perlu memahami bagaimana membangun pola hidup sehat agar angka stunting di Bantul terus menurun.
“Apa yang dilakukan Puskesmas Pleret adalah bagian dari upaya pencegahan stunting. Mengapa mengarahkan kepada remaja? Karena mereka adalah calon ibu yang harus memahami bagaimana membentuk pola hidup sehat. Saat hamil nanti, kehamilan ini harus terkendali, diawasi, dan memperhatikan asupan nutrisinya. Pastikan tidak terjadi anemia. Oleh karena itu, kami berharap anak-anak yang hadir hari ini dapat membagikan pengetahuan ini kepada teman-teman mereka sehingga generasi mendatang dapat menjadi penerus yang berkualitas,” ungkap Joko.
Selama Aksi Bergizi Cegah Stunting, kegiatan disajikan dengan cara yang menarik dan tidak monoton. Peserta diminta untuk melakukan flashmob tari montro di awal acara, dan edukasi tentang stunting disampaikan melalui permainan kelompok. Kegiatan tersebut ditutup dengan minum vitamin penambah darah bersama.