BeritaYogya.com – Pasar Sentul yang telah mengalami revitalisasi siap menjadi pusat ekonomi masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan mendukung 700 pedagang. Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, mewakili Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X, turut serta dalam peresmian Pasar Sentul Yogyakarta pada Selasa (27/02) di Pasar Sentul, Pakualaman, Yogyakarta.
Revitalisasi ini dianggap Sri Paduka sebagai bentuk dukungan pemerintah terhadap keberlangsungan pasar tradisional dan pelaku ekonomi di dalamnya. Dengan memanfaatkan Dana Keistimewaan, revitalisasi Pasar Sentul merupakan bukti komitmen pelestarian dan pengembangan pasar rakyat sebagai pusat peradaban dan interaksi sosial masyarakat.
Sri Paduka menjelaskan bahwa revitalisasi ini tidak hanya berfokus pada perbaikan prasarana, sarana, dan fasilitas pasar, tetapi juga berusaha menciptakan pasar yang lebih modern, bersih, sehat, dan nyaman. Tujuan dari revitalisasi ekonomi adalah meningkatkan pendapatan pedagang, memberikan akses yang luas terhadap pembiayaan, dan memperkuat posisi Pasar Sentul sebagai pusat perdagangan dan distribusi.
Revitalisasi Pasar Sentul juga diarahkan untuk menghadapi tantangan zaman, termasuk persaingan dengan belanja online. Sri Paduka berharap bahwa revitalisasi ini tidak hanya memastikan kelangsungan Pasar Sentul tetapi juga memperhatikan pengembangan dan penguatan teknologi yang sesuai.
Pj. Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyatakan bahwa anggaran sebesar Rp.23 miliar dari Dana Keistimewaan DIY digunakan untuk revitalisasi Pasar Sentul. Tahapan perencanaan dimulai pada awal tahun 2023, dan pembangunan berlangsung dari Mei 2023 hingga Desember 2023.
Pasar Sentul yang memiliki 3 lantai dengan konsep arsitektur Indisch dilengkapi dengan fasilitas utama seperti kios, los, dan plaza yang dapat menampung sekitar 700 pedagang. Pada lantai 1, terdapat 291 pedagang, lantai 2 menampung 238 pedagang, sementara rooftop dapat mengakomodasi 48 pedagang. Fasilitas penunjang melibatkan tempat parkir, ruang pengelola, ATM, tempat ibadah, kamar mandi, pelayanan kesehatan, dan keamanan.
Singgih juga menjelaskan zonasi Pasar Sentul, dengan lantai 1 untuk pedagang kering, lantai 2 untuk pedagang basah, dan rooftop untuk kuliner. Pedagang dari kawasan Cagar Budaya Pakualaman akan mendapatkan tempat di rooftop.
Seorang pedagang pisang, Wasinah (56), yang telah berjualan selama 40 tahun di Pasar Sentul, menyambut baik revitalisasi ini yang membuat pasar lebih bersih dan rapi. Meskipun tanpa sistem sewa kios, pedagang hanya membayar retribusi harian sebesar Rp2.000, Wasinah berharap pendapatannya akan meningkat dengan tempat yang lebih baik.