Gubernur DIY Dorong Desentralisasi Pengelolaan Sampah: Kabupaten Bantul Ambil Langkah Kelola Residu

11
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, sedang meninjau proses pengelolaan sampah (Foto: Pemkab Bantul)

BeritaYogya.com – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mengeluarkan perintah kepada pemerintah kabupaten/kota untuk melaksanakan desentralisasi pengelolaan sampah mulai tahun 2024. Kabupaten Bantul sebagai salah satu daerah di DIY telah mengambil serangkaian langkah untuk mempersiapkan implementasi kebijakan tersebut. 

Langkah-langkah tersebut mencakup perubahan perilaku masyarakat dalam mengurangi sampah, optimalisasi Tempat Pemrosesan Sampah, Sumber Sampah, dan Sampah Rumah Tangga (TPS3R), serta peningkatan peran kelurahan melalui Badan Usaha Milik Kelurahan (BUMKal) untuk pengolahan sampah.

Ari Budi Nugroho, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, menyampaikan bahwa pada tahun 2023, telah dibangun Instalasi Tempat Pembuangan Akhir (ITF) di Pasar Niten dengan kapasitas 5 ton per hari, serta Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) Modalan. 

Anggaran juga telah dialokasikan untuk pembangunan TPST di Sedayu pada tahun 2024, yang direncanakan akan beroperasi sepenuhnya pada bulan Oktober 2024.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung kebijakan desentralisasi pengelolaan sampah, terdapat permasalahan, yakni adanya selisih kapasitas pengurangan sampah dengan jumlah sampah yang perlu ditangani. 

Ari menyatakan bahwa Kabupaten Bantul masih menghadapi kendala dalam memproses sekitar 150 hingga 170 ton sampah per hari yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2024 dengan tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif”, PT Solusi Bangun Indonesia, produsen semen, berkomitmen untuk mendukung pengelolaan dan pemanfaatan sampah, terutama sampah plastik. Perusahaan ini berharap dapat menjadi bagian dari solusi untuk penyelesaian masalah sampah di Kabupaten Bantul. 

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menekankan pentingnya membangun budaya baru yang ramah lingkungan, melibatkan pemilahan sampah di rumah tangga, serta membangun tempat pengolahan sampah modern dengan paradigma baru yang mengubah sampah menjadi komoditi ekonomi. 

Menurut Halim, sampah menjadi indikator kesejahteraan masyarakat, dan solusinya adalah mengembangkan tempat pengolahan sampah produktif untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here