Tingkatkan Kesadaran, Pemerintah Kabupaten Bantul Terus Berjuang Melawan Stunting

35
Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) (Foto : Pemkab Bantul)

BeritaYogya.com – Kasus stunting, yang merupakan kondisi gagal tumbuh dan kekurangan gizi pada anak, sering dikaitkan dengan kemiskinan. 

Akan tetapi, pada kenyataannya, keluarga dengan kondisi ekonomi rendah tidak selalu memiliki anak stunting. 

Menurut Kepala BKKBN DIY, Sodiqin, keluarga dengan tingkat ekonomi yang lebih baik juga dapat memiliki anak dengan stunting karena kesalahan dalam pola asuh. 

Sebagai contoh, anak dari keluarga mampu yang lebih sering dirawat oleh Asisten Rumah Tangga atau kakek dan neneknya yang kurang memahami gizi dapat menyebabkan asupan gizi anak menjadi tidak optimal, dan akhirnya terjadi stunting.

Penanganan stunting tetap menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Bantul. Sebagai langkah konkret, Pemerintah Kabupaten Bantul menggelar rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Trirenggo, Bantul, pada Kamis (9/11/2023).

Menurut survei status gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Kabupaten Bantul pada tahun 2021 mencapai 19,1. 

Namun, pada tahun 2022, angka ini mengalami penurunan menjadi 14,9, mendekati target prevalensi stunting nasional tahun 2024 yang sebesar 14 persen. 

Meskipun demikian, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, berharap angka prevalensi stunting di Kabupaten Bantul dapat turun menjadi di bawah dua digit.

“Stunting merupakan musuh berat negara. Meskipun angka stunting sudah turun, kita harus berusaha untuk mencapai angka di bawah dua digit pada tahun 2024-2025 dengan memperbaiki kinerja penurunan stunting,” tutur Bupati.

Lebih lanjut, Bupati berharap seluruh pihak dapat bekerja sama untuk menurunkan angka stunting, termasuk melalui pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil dan anak. 

Ia juga mengingatkan agar program anggaran sebesar 50 juta rupiah yang diberikan di setiap padukuhan dapat dioptimalkan untuk mendukung Posyandu dan menurunkan angka stunting.

“Penanganan stunting harus lebih fokus pada kelompok-kelompok yang rentan melahirkan anak stunting. Dalam hal ini, pengoptimalan peran Posyandu sangat diperlukan,” imbuhnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here