Pelatihan Pembuatan dan Pengemasan Pempek oleh Mahasiswa KKNR 8365 UNY

18
Mahasiswa UNY Mengadakan Pelatihan Pembuatan Pempek (Foto: UNY)

BeritaYogya.com – Sejumlah mahasiswa dari Kelompok Kuliah Kerja Nyata Reguler (KKNR) 8365 Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) yang berbasis di Sentolo Lor, Sentolo, Kulonprogo, telah memberikan pelatihan kepada anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat tentang cara membuat pempek dan cara mengemas produk tersebut. 

Mahasiswa yang terlibat dalam pelatihan ini antara lain Afif Abdulazis Ramadhan, Fadiya Sabila Robbani, Istikhomah, Nur Amalia Rahmawati, Wardah Alfalah, Larasati Indah Swasti, Ahmad Ilham Arrozi, Nindita Harifi, Fajar Wahyu Sejati, dan Nabil Wicaksono.

Menurut Fajar Wahyu Sejati, Ketua Kelompok KKN, pelatihan ini diadakan untuk menghadapi dominasi makanan khas Kulonprogo di pasar Sentolo Lor dan sekitarnya, yang membuat variasi produk yang ditawarkan kepada pelanggan masih terbatas. 

Pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan dan mengembangkan potensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di dusun Sentolo Lor dengan memperkenalkan produk olahan baru, seperti pempek. 

Fajar menjelaskan bahwa pempek masih jarang ditemui di daerah tersebut, sehingga pelatihan ini memberikan pengetahuan baru kepada anggota KWT tentang pembuatan dan pengemasan pempek.

Selain pelatihan pembuatan pempek, Fadiya Sabila Robbani menekankan bahwa pelatihan juga mencakup pengemasan pempek agar produk tersebut tetap segar dan menarik minat pelanggan.

Wardah Alfalah, yang bertanggung jawab atas pembuatan pempek, menjelaskan tahap-tahap pembuatan pempek, termasuk pembuatan adonan pempek dan kuah cuko. 

Dia membagikan resep dan cara membuat pempek, termasuk bahan-bahan yang diperlukan. 

Selain itu, Wardah juga mengenalkan gula patok lingau sebagai bahan utama dalam cuko pempek, yang merupakan gula asli Sumatra Selatan yang biasa digunakan dalam pembuatan cuko pempek.

Fadiya Sabila Robbani juga menyoroti pentingnya pengemasan produk olahan pempek. 

Dia menekankan bahwa produk pempek biasanya dijual dalam bentuk beku atau matang, sehingga pengemasan harus tahan panas dan dingin. 

Dia menyarankan penggunaan kemasan kontainer plastik yang transparan, karena ini tidak hanya menjaga kualitas produk tetapi juga memungkinkan pelanggan melihat produk dengan jelas. Selain itu, kemasan plastik juga dianggap lebih ramah lingkungan karena dapat digunakan kembali oleh pelanggan.

Nindita Harifi menekankan pentingnya branding dan label kemasan untuk membedakan produk dari yang sejenis. 

Dia menyoroti peran warna dalam branding dan bagaimana warna dapat menyampaikan makna kepada pelanggan. Label juga harus memberikan informasi yang cukup tentang produk yang ditawarkan.

Salah satu anggota KWT Sentolo Lor, Tri, mengungkapkan bahwa pempek yang dihasilkan enak, dan pelatihan ini sangat bermanfaat dalam membuka peluang bisnis baru bagi anggota KWT.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini