Menghidupkan Tradisi Umbul Donga: Upaya Pelestarian Kearifan Lokal untuk Keselamatan Yogyakarta

37
Tradisi Umbul Donga (Foto: Pemkot Jogja)

BeritaYogya.com – Yogyakarta, tanah yang kaya akan sejarah dan kebudayaan, terus memancarkan pesonanya sebagai pusat kearifan lokal di Indonesia. Di tengah pesatnya perkembangan dan modernisasi, tradisi-tradisi yang kaya akan makna dan nilai tetap menjadi bagian integral dari identitas kota ini. Salah satu tradisi yang telah tertanam dalam keseharian warga dan memiliki dimensi khusus terkait keselamatan adalah “Umbul Donga.” Dalam upaya menjaga keselamatan Yogyakarta, merawat dan meneruskan tradisi ini telah menjadi langkah penting yang tidak boleh terlupakan.

Dengan latar belakang gunung-gunung berapi yang mengelilingi wilayah ini, Yogyakarta sering kali merasakan getaran dan gejala alam yang tidak terduga. Namun, melalui tradisi Umbul Donga, masyarakat setempat telah menunjukkan cara untuk berhubungan dengan alam dan mendapatkan “peringatan” tentang kemungkinan bencana. Tidak hanya sekadar ritual, Umbul Donga mengandung ajaran tentang tanggung jawab dan kerjasama dalam menjaga keselamatan bersama.

Namun, dengan arus modernisasi yang terus mengalir, tradisi-tradisi seperti Umbul Donga semakin terancam memudar. Oleh karena itu, upaya untuk merawat dan melestarikan tradisi ini menjadi lebih penting daripada sebelumnya. Artikel ini akan mengajak kita menjelajahi makna mendalam di balik tradisi Umbul Donga, bagaimana tradisi ini dapat memberikan kontribusi pada keselamatan Yogyakarta, serta langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk menjaga keberlanjutan tradisi yang bernilai ini.

Umbul Donga, sebagai elemen dari upaya “nguri-nguri” adat yang memiliki harapan untuk terus berlanjut, menjadi sorotan. Pendapat ini diungkapkan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, dalam rangkaian acara “Umbul Donga untuk Keselamatan Yogyakarta.” Acara ini digelar bersama Dinas Kebudayaan dan Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) Kota Yogyakarta pada Senin (28/8) di Ndalem Pakuningratan.

Menurutnya, moment doa bersama tersebut tidak hanya menjadi kesempatan untuk berkumpul dan memperkuat hubungan, melainkan juga menjadi bagian penting dari usaha merawat serta menjaga apa yang telah menjadi warisan adat yang luhur dalam masyarakat.

Ketua MLKI Kota Yogyakarta, Edi Suyudono, menjelaskan bahwa acara doa bersama dimulai dengan perarakan tumpeng dan air suci Kali Larangan. Prosesi ini dimulai dari Ndalem Pakuningratan dan berlangsung hingga ke Pasar Ngasem, dengan partisipasi aktif para penghayat kepercayaan yang turut serta dalam perarakan tersebut.

Dalam langkah-langkah kecil yang diambil oleh warga Yogyakarta untuk merawat tradisi Umbul Donga, sebuah jalinan kuno yang melambangkan harapan dan keselamatan terjalin dengan masa kini. Saat modernisasi dan perkembangan teknologi melanda, tradisi-tradisi yang telah mendarah daging dalam budaya lokal dapat dengan mudah terpinggirkan. Namun, melalui kesadaran dan semangat gotong royong, Umbul Donga terus dijaga, dilestarikan, dan dihidupkan kembali sebagai bagian integral dari keseharian masyarakat.

Pentingnya upaya ini tercermin dalam kata-kata Ketua MLKI Kota Yogyakarta, Edi Suyudono, yang menggambarkan prosesi kirab tumpeng dan air suci Kali Larangan sebagai wujud nyata kesatuan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga warisan tradisi. Dengan menghadirkan makna yang mendalam di setiap langkah perjalanan, tradisi ini bukan hanya menjadi ikon budaya, tetapi juga sebuah simbol kebersamaan yang melintasi generasi.

Dalam suara yang harmonis dan doa-doa yang tercermin, Umbul Donga menjadi doa bersama bagi keselamatan Yogyakarta. Dalam rangkaian peristiwa yang menguatkan jalinan sosial dan spiritual, tradisi ini mengingatkan kita bahwa warisan budaya adalah titik cahaya yang harus diteruskan, bukan hanya sebagai kenangan masa lalu, tetapi sebagai pijakan yang kokoh untuk masa depan yang lebih aman dan sejahtera. Dengan merawat tradisi Umbul Donga, masyarakat Yogyakarta telah mengukir tanda kepedulian terhadap warisan leluhur dan memastikan bahwa kearifan lokal tetap berkembang demi keberlangsungan keselamatan dan kebahagiaan kota yang tercinta.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here