Demo Anti Hijab di Iran Meluas, Internet dan Medsos Diblokir

31
Protes Anti Hijab Meluas di Iran

BeritaYogya.Com – Kematian Mahsa Amini memicu kemarahan dan aksi protes luas menentang penindasan hak-hak warga dan kebebasan berpendapat dan masalah ekonomi. Perempuan telah memainkan peran penting dalam aksi protes, mereka kelihatan membakar kerudung mereka, dengan beberapa memotong rambut mereka di depan umum.

Gelombang demonstrasi meletus di berbagai elemen masyarakat Iran usai kematian Mahsa Amini (22) yang ditahan polisi lantaran masalah hijab dan pakaian yang dianggap menyalahi aturan. Ia diduga mengalami penganiayaan sebelum akhirnya meninggal dunia.

Mahsa Amini mengalami koma saat ditahan oleh polisi moral, yang menegakkan aturan ketat di Iran yang mengharuskan perempuan memakai hijab dan mengenakan “pakaian sesuai” di depan umum.

Seorang pembantu utama Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei menyatakan belasungkawa kepada keluarga Amini minggu ini dan berjanji untuk menindaklanjuti kasus itu.

Aktivis mengatakan mereka khawatir tindakan keras aparat keamanan akan segera ditingkatkan. “Kami khawatir dunia akan melupakan Iran, segera setelah rezim menutup internet – itu sudah terjadi,” kata seorang aktivis kepada kantor berita Reuters.

Kantor berita Fars, yang dekat dengan elit Garda Revolusi Iran, memuat video yang menuduh para pengunjuk rasa membakar sebuah masjid, dan bus, menyerang sebuah bank dan membuka paksa cadar seorang perempuan. Tuduhan semacam itu dulu biasanya diarahkan kepada para pemrotes sebelum penindakan keras.

Video-video yang sempat dibagikan di media sosial menunjukkan sebagian demonstran merusak simbol Republik Islam dan bentrok dengan pasukan keamanan. Sebuah video hari Rabu menunjukkan ratusan orang yang meneriakkan “matilah diktator” di Universitas Teheran. Tapi keaslian video tersebut tidak dapat dikonfirmasi karena ada larangan jurnalis meliput secara independen.

Media Iran dan seorang jaksa setempat mengatakan empat orang tewas dalam dua hari terakhir, sehingga jumlah korban tewas menurut sumber resmi menjadi delapan, termasuk seorang anggota polisi dan seorang anggota milisi pro-pemerintah.

Demonstrasi meluas setelah kematian Mahsa Amini, 22 tahun, dalam tahanan pekan lalu. Dia adalah warga Kurdi-Iran dan ditangkap di polisi Teheran karena “pakaian yang tidak sesuai”.

Aksi Protes yang awalnya terkonsentrasi di wilayah barat laut yang berpenduduk Kurdi kini menyebar ke setidaknya 50 kota besar dan kecil di seluruh negeri. Ini adalah aksi protes yang terbesar sejak gelombang demonstrasi pada 2019 terkait kenaikan harga bensin.

Menghadapi gejolak protes tersebut, Pemerintah Iran dilaporkan melakukan pemblokiran atau pemadaman internet yang signifikan di seluruh negeri. Salah satu operator telepon seluler terbesar di Iran pun terganggu, membuat jutaan orang di Iran tak dapat mengakses internet.

Selain itu, akses jaringan media sosial seperti Instagram dan WhatsApp juga dibatasi seiring protes terus berkobar. Menurut Netblocks, sebuah organisasi pengawas yang memantau keamanan siber dan tata kelola internet, koneksi internet telah terganggu di beberapa penyedia internet utama Iran.

Server WhatsApp dikatakan mengalami gangguan, beberapa jam setelah layanan Instagram diblokir. Netblokcs menambahkan, gangguan itu terjadi di berbagai layanan internet di beberapa bagian provinsi Kurdistan di Iran barat sejak Senin. Sementara ibu kota Teheran dan bagian lain negara itu juga menghadapi gangguan sejak Jumat, ketika protes pertama kali pecah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here