Kolaborasi Kemensos dan Gereja Katolik Papua untuk Mengatasi Kekurangan Guru di Sekolah Pedalaman

6
Menteri Sosial Tri Rismaharini sedang memberikan arahan di Jakarta (Foto: InfoPublik)

BeritaYogya.com – Kementerian Sosial (Kemensos) bersama Gereja Katolik wilayah Papua telah mengirim tujuh orang guru Sekolah Dasar (SD) ke daerah pedalaman Provinsi Papua Pegunungan. 

Guru-guru tersebut akan memberikan pengajaran di SD Inpres Saminage dan SD Hamer Helenga, yang berlokasi di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, dalam pernyataan tertulisnya pada Sabtu (14/10/2023), mengungkapkan inisiatif ini.

Mensos Risma mencatat bahwa hingga saat ini tidak ada satu pun guru yang bersedia mengajar di dua sekolah tersebut. Akibatnya, sekitar 150-300 siswa di kedua sekolah tersebut telah terputus dari pendidikan karena ketiadaan guru. Menurut Risma, Gereja Katolik, khususnya pimpinan Keuskupan Jayapura Mgr Yanuarius Matopai You, meminta bantuan untuk memfasilitasi guru di dua sekolah pedalaman tersebut. 

Risma mengambil langkah untuk mendukung gaji, operasional, dan peralatan guru-guru tersebut agar mereka dapat pergi ke sana. Harapannya adalah agar anak-anak di wilayah tersebut dapat menerima pendidikan yang layak.

Risma juga menekankan bahwa tanpa dukungan dari Kemensos, guru-guru tersebut tidak akan mampu mencapai lokasi di Saminage dan Hamer Helenga, karena perjalanan menuju sana memerlukan waktu tiga hari berjalan kaki. 

Oleh karena itu, pemerintah memberikan bantuan transportasi dan dukungan lainnya untuk memastikan guru-guru dapat tiba dan mengajar di wilayah tersebut.

Di sisi lain, Uskup Jayapura Mgr Yanuarius Teofilus Matopai You mencatat bahwa dalam kunjungannya pada bulan Juni sebelumnya, tidak ada guru di tiga SD dan satu SMP di Saminage. 

Mayoritas penduduk di sana adalah umat Katolik, dan keadaan ini sangat mengkhawatirkan, karena meskipun ada bangunan sekolah, tidak ada guru yang tersedia. Uskup Jayapura mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Kemensos untuk memenuhi kebutuhan guru selama satu tahun. 

Setelah satu tahun berjalan, baru kemudian dia berdiskusi dengan Dinas Pendidikan Papua Pegunungan dan Bupati Yahukimo untuk mencari solusi agar anak-anak di wilayah tersebut tetap mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here