Pembuatan Eco Enzyme sebagai Upaya Tangani Sampah Organik dan Suhu Panas

44
Pembuatan Eco Enzyme dari Sampah Organik ( Foto : Pemprov Jateng )
Pembuatan Eco Enzyme dari Sampah Organik ( Foto : Pemprov Jateng )

BeritaYogya.com – Isu terkait permasalahan sampah dan gelombang panas yang baru-baru ini mengganggu telah menarik perhatian masyarakat. 

Para anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) Provinsi Jawa Tengah juga berusaha mencari solusi terhadap masalah tersebut, salah satunya adalah dengan membuat eco enzyme.

Upaya ini terlihat selama acara Pelatihan Pembuatan Eco Enzyme yang diadakan di aula DWP Provinsi Jawa Tengah, yang berlokasi di Jalan Menteri Supeno, Kota Semarang, pada hari Rabu (11/10/2023).

Carolina Basaria, yang menjadi pemateri pelatihan pembuatan eco enzyme, menjelaskan bahwa eco enzyme adalah cairan serbaguna yang dihasilkan melalui fermentasi sampah organik, seperti sisa makanan, buah, dan sayuran. 

Eco enzyme juga sering disebut sebagai “enzim sampah” karena dibuat dari bahan-bahan organik seperti kulit sayuran dan buah.

Lebih lanjut, tujuan dari pembuatan eco enzyme adalah untuk mengurangi sampah rumah tangga, terutama yang berasal dari dapur. 

Selain itu, penyemprotan eco enzyme ke udara juga dapat membantu mengatasi suhu udara yang panas, yang beberapa waktu terakhir menjadi masalah di berbagai wilayah.

“Saat ini yang sering kita rasakan adalah panasnya udara. Udara yang semakin panas. Kita mengadakan penyemprotan (pakai cairan eco enzyme). Polutannya berkurang, udaranya semakin segar. Itu salah satunya melalui penyemprotan ke udara,” tutur Olin, sapaannya di sela kegiatan.

Salah satu relawan dari Komunitas Eco Enzyme Nusantara Semarang Hebat menjelaskan bahwa penyemprotan eco enzyme dapat dilakukan di udara, yang pada gilirannya akan membantu mengurangi polusi udara, menyegarkan udara, dan mengurangi polutan.

Penggunaan eco enzyme dalam rumah juga dapat menyegarkan udara di dalam rumah.

Meskipun eco enzyme memiliki aroma segar, cairan ini tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi. 

Karena bahan baku utamanya berasal dari sampah organik, penggunaan eco enzyme juga membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Karena dengan berkurangnya volume sampah, juga membuat lebih baik lingkungan kita. Peserta dari DWP Jateng luar biasa senang sekali. Semoga ke depannya tidak membuang sampah lagi tapi memanfaatkan. Mereka paham karena ini hal mudah. Hanya mengingat rumus dan melakukannya setiap hari. Mudah sekali untuk diaplikasikan di kehidupan sehari-hari. Manfaatnya mulai dari kebersihan, kesehatan, lingkungan,” tuturnya.

Ketua DWP Provinsi Jawa Tengah, Indah Sumarno, mengungkapkan bahwa dengan pelatihan ini, sekitar 85 anggota DWP dapat memahami manfaat eco enzyme. 

Eco enzyme dapat digunakan sebagai pembersih, pupuk, dan memiliki berbagai manfaat lainnya. 

Harapannya, para anggota DWP akan menyebarluaskan pengetahuan ini, terutama di dalam keluarga mereka sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Indah juga menyatakan bahwa upaya ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam menjaga lingkungan. 

Hasil dari kegiatan ini akan ditindaklanjuti, termasuk melalui lomba untuk memastikan bahwa peserta menerapkan ilmu yang mereka pelajari dan menyebarkannya ke masyarakat sekitar.

Terlepas dari manfaat praktisnya, pelatihan eco enzyme juga merupakan bagian dari upaya DWP Provinsi Jawa Tengah untuk mendukung pelestarian lingkungan. 

Tujuan sebenarnya adalah menjaga bumi agar tetap lestari untuk generasi mendatang.

Kegiatan pelatihan berlangsung dengan semangat tinggi. Para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan dan berhasil membuat eco enzyme dalam botol air mineral berukuran satu liter selama kegiatan berlangsung. 

Salah satu peserta, Erwinda Kurniawati, merasa bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat untuk manusia dan alam. 

“Eco enzyme fungsinya juga membantu pengurangan pemanasan global. Kan sekarang viral untuk suhu panas hingga 38 derajat (Celcius). Kegiatannya bermanfaat banget. Di sini kita juga dijelaskan cara pembuatan eco enzyme, yang salah satunya untuk pengurangan pemanasan global,” ujar pengurus DWP Dinas Kesehatan Jateng.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here