Tolak Paham Radikal, Massa PNIB DIY Gelar Kirab Merah Putih Raksasa di Jogja

98
Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu DIY Menolak Khilafah dan paham radikal.

BeritaYogya.Com – Ratusan aktivis yang menamakan diri Pejuang Nusantara Indonesia Bersatu (PNIB) DIY secara tegas menolak ideologi khilafah, paham radikal dan terorisme. PNIB membentangkan bendera Merah Putih sepanjang 90 x 3 meter d Tugu Pal Putih Yogyakarta, Minggu (19/06/2022). Aksi ini digelar sebagai bentuk penolakan warga Yogyakarta akan munculnya paham khilafah.

Aksi itu diikuti ratusan aktivis yang tergabung dalam PNIB DIY. Aksi dilakukan secara serentak di DIY, Jateng, Jatim dan daerah-daerah lainnya.

Dalam orasinya, Ketua Umum DPP PNIB Gus Wal mengatakan bahwa aksi kirab Merah Putih ini dilakukan PNIB sebagai bentuk penolakan terhadap ideologi yang bertentangan dengan Pancasila, paham radikal dan terorisme.

Selain itu, kondisi bangsa Indonesia saat ini cukup mengkhawatirkan krarena adanya kegiatan organisasi radikal yang bisa membahayakan keutuhan NKRI dan ideologi Pancasila. Ia mengaku saat ini bahaya laten paham radikal mulai mengancam bangsa Indonesia dengan adanya kampanye khilafah dan paham-paham radikal lainnya, ujar Gus Wal.

Gus Wal mengaku kelompok radikal telah membangun negara di dalam negara. Hal ini terbukti mereka telah membentuk struktur pemerintahan, membangun sistem kewarganegaraan dan susunan kemasyarakatan.

menurut Gus Wal, PNIB DPW DIY mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum agar lebih tegas menindak dan menghukum para penyebar paham radikal dan ideologi yang berseberangan dengan Pancasila. Selain itu, sekolah, yayasan dan lembaga yang mengajarkan paham ideologi transnasional khilafah, radikalisme dan terorisme diambil alih oleh pemerintah.

Kirab itu juga dihadiri Vikep Jogja Timur Romo Maradio Pr. dan berbagai aktivis kebhinekaan

Menurut Timi Widayat Ketua DPW PNIB DIY, situasi dan kondisi bangsa akhir-akhir ini pun menimbulkan rasa kekhawatiran yang sangat mendalam bagi sebagian kehidupan bangsa. Muncul kesenjangan, hilangnya rasa saling mencintai, rasa handarbeni dan lunturnya rasa nasionalisme, toleransi, nilai-nilai dalam Bhinneka Tunggal Ika.

“Aksi  ini kami gelar karena keprihatinan kami sebagai anak bangsa yang resah karena semakin masif dan berkembangnya paham-paham ideologi transnasiaonal, khilafah, radikalisme. terorisme dan semakin banyaknya para provokator pemecah belah persatuan dan kesatuan anak bangsa, serta semakin banyaknya sekolah/lembaga/yayasan yang mengajarkan tentang paham khilafah, radikalisme dan terorisme,” tambah, Timi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here