Inovasi Puskesmas Kasihan 2 Bantul dalam Penanganan ODGJ dengan Simantap Sejagat

17
Penghargaan untuk Simantap Sejagat, Inovasi dari Perawat di Puskesmas Kasihan 2, Bantul (Foto : Pemkab Bantul)

BeritaYogya.com – Inovasi dari salah satu perawat di Puskesmas Kasihan 2 Kabupaten Bantul, yang dikenal sebagai Simantap Sejagat, berhasil meraih penghargaan Outstanding Achievement of Public Service Innovation 2023 dari Kementerian PANRB. 

Penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas kinerja luar biasa dari Simantap Sejagat, yang merupakan singkatan dari Sistem Manajemen Terpadu Kesehatan Jiwa Jaga Masyarakat.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkapkan bahwa inovasi Gelimasjiwo (Gerakan Peduli Masyarakat Kesehatan Jiwa) sebelumnya telah masuk dalam top 45 inovasi skala nasional pada tahun 2021. 

Kemudian, oleh tim di Puskesmas Kasihan 2, inovasi tersebut ditingkatkan dan menjadi Simantap Sejagat. 

Halim berharap bahwa implementasi sistem penanganan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Bantul akan lebih tertata, sistematik, dan sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan.

Gelimasjiwo sebelumnya telah direplikasi oleh 14 Puskesmas dari total 27 Puskesmas di Kabupaten Bantul. 

Dengan transformasi menjadi Simantap Sejagat, penanganan ODGJ bukan hanya menjadi tanggung jawab puskesmas, tetapi juga melibatkan tingkat Kabupaten.

Menurut Halim, penanganan ODGJ memerlukan sinergi dari berbagai pihak, bukan hanya dari Dinas Kesehatan. 

Terdapat contoh kasus di mana bantuan dari linmas atau bahkan kepolisian dan koramil diperlukan ketika ada ODGJ yang membawa senjata tajam. 

Proses penyembuhan ODGJ juga diakui lebih rumit daripada penyembuhan fisik, melibatkan upaya dalam promosi kesehatan untuk mengatasi stigma negatif masyarakat terhadap ODGJ.

Sri Mulyani, penggagas Simantap Sejagat, menekankan bahwa pengurangan stigma terhadap ODGJ di masyarakat merupakan hal yang penting. 

Sikap lingkungan sekitar dapat sangat memengaruhi proses pemulihan ODGJ itu sendiri. Tujuan utama bukan hanya menyembuhkan fisik ODGJ, tetapi juga menghapus stigma negatif yang mungkin ada di masyarakat terhadap mereka.

Simantap Sejagat, menurut Siti, tidak hanya melibatkan pelatihan untuk para kader guna mengidentifikasi dan memetakan ODGJ di setiap wilayah, tetapi juga mencakup proses pasca rehabilitasi. 

Melalui Simantap Sejagat, ODGJ yang telah melewati proses rehabilitasi akan dibekali dengan keterampilan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, memungkinkan mereka untuk kembali berintegrasi dalam masyarakat. 

Dengan moto “Pemberdayaan Untuk Orang Yang Tidak Berdaya,” Simantap Sejagat terus berusaha agar penanganan ODGJ dapat diakses dengan mudah, dekat, dan ekonomis.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here