Koordinator FORPATIM Kecam Kekerasan terhadap Mahasiswa Papua di Kupang

51
Koordinator Forum Persaudaraan Pemuda Timur (FORPATIM) Jakarta, Astra Tandang (Foto: Dok. Pribadi)

BeritaYogya.com – Koordinator Forum Persaudaraan Pemuda Timur (FORPATIM) Jakarta, Astra Tandang, mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap mahasiswa Papua di Kupang oleh sejumlah anggota organisasi masyarakat (Ormas) di kota tersebut. Dalam pernyataannya di Jakarta pada hari Minggu (3/12/23), Astra menegaskan bahwa kekerasan tidak dapat diterima dan harus ditentang oleh semua pihak.

Astra juga meminta pihak berwajib segera mengambil tindakan untuk mencegah perluasan kasus ini dan mengantisipasi politisasi oleh pihak-pihak yang ingin memanfaatkannya. Ia menekankan perlunya penangkapan pelaku secepatnya, terutama karena bukti rekaman kejadian sudah banyak beredar.

Dalam konteks dukungan, Astra memberikan penuh dukungan kepada Kapolda NTT dan jajaran yang telah menunjukkan perhatian besar terhadap penyelesaian kasus ini. Ia mendesak agar kasus ini segera diselesaikan dan menyoroti pentingnya menjaga kerukunan antara orang Papua dan NTT.

Astra mengingatkan bahwa hubungan kekerabatan antara orang Papua dan NTT bukanlah hal baru dan telah terjalin selama bertahun-tahun. Ia menekankan pentingnya menjaga kerukunan dan kekerabatan di antara mereka, serta saling mendukung. Menurutnya, hal ini merupakan contoh baik yang bisa dijadikan teladan oleh suku-suku di Nusantara.

Dalam konteks kesamaan nasib antara Papua dan NTT, Astra menambahkan bahwa keduanya memiliki perasaan senasib sepenanggungan terkait masalah kemiskinan, ekonomi, dan pembangunan. Ia menyoroti pentingnya komitmen bersama dalam mendorong kemajuan di berbagai sektor.

Astra menekankan bahwa pembangunan ekonomi di wilayah tersebut masih menjadi tantangan, dan ia berharap agar teman-teman dari NTT, Papua, dan Maluku dapat terus bekerja sama untuk mencapai kemajuan di bidang politik, sosial, infrastruktur, dan ekonomi.

Terakhir, Astra menyoroti pentingnya menjaga kualitas demokrasi Indonesia. Ia menyatakan bahwa insiden kekerasan di Kupang harus dijadikan peringatan penting bagi kualitas demokrasi, dan bahwa partisipasi masyarakat sipil dalam mengawasi dan terlibat dalam proses politik dapat meningkatkan makna demokrasi melalui jalur masyarakat sipil.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here