Penemuan Kitab Orang Mati Mesir Kuno

3
Ilustrasi. (Foto: iStock)

BeritaYogya.com – Salah satu aspek yang menarik dari Kitab Orang Mati adalah ragam ritual dan panduan yang terdapat di dalamnya. Para ahli percaya bahwa kitab ini berfungsi sebagai panduan untuk membantu individu melewati serangkaian ujian dan rintangan di dunia roh setelah kematian. Dengan detail yang kompleks, kitab ini memberikan petunjuk tentang bagaimana mempersiapkan tubuh, jiwa, dan pikiran untuk menghadapi perjalanan ke alam baka.

Selama berabad-abad, para bangsawan Mesir telah menjalani ritual suci yang dianggap sebagai jaminan untuk meraih kenikmatan ilahi setelah kematian. Namun, seiring berjalannya waktu, akses terhadap rahasia ini telah merambah kepada semua kalangan, baik kaya maupun miskin, di seluruh lapisan masyarakat Mesir.

Karl Richard Lepsius, seorang ahli dalam bidang Metrologi asal Jerman, mengubah pandangan kita tentang spiritualitas Mesir ketika pada tahun 1842 ia menerbitkan sebuah koleksi teks yang ditemukan di kamar-kamar mayat kuno. Koleksi ini terdiri dari mantra-mantra atau formula sihir yang dikenal dalam peradaban Mesir kuno dengan nama “The Chapters of Going Forth by Day.”

Lepsius memberi julukan koleksi ini sebagai Kitab Orang Mati. Dengan 200 bab yang terdiri didalamnya, kitab ini mengandung pandangan yang menarik tentang keyakinan masyarakat Mesir kuno mengenai ujian, kebahagiaan, dan ketakutan yang dihadapi dalam perjalanan menuju alam kematian yang misterius.

Awal mula penyusunan Kitab Orang Mati menjadi suatu misteri yang menarik. Sebuah contoh paling kuno diketahui muncul dalam sarkofagus Ratu Mentuhotep dari Dinasti ke-13 (1633-1552 SM). Antara periode Kerajaan Tengah dan Kerajaan Baru, penggunaan Kitab Orang Mati tidak lagi terbatas pada kalangan kerajaan. Siapapun yang memiliki sumber daya finansial yang cukup untuk membuat atau memperoleh salinan dari teks tersebut, dianggap dapat meningkatkan kemungkinan mereka untuk menghadapi perjalanan di alam roh dengan lancar.

Sebuah buku yang mengandung gambar-gambar mengenai alam baka dan dewa kematian telah dipertunjukkan kepada masyarakat. Sebelumnya, gulungan berukuran 52 kaki (15,8 meter) ini ditemukan pada bulan Maret tahun lalu. Pada awalnya, gulungan tersebut diperkirakan hanya berpanjang 29 kaki. Namun, saat para arkeolog membukanya lebih lanjut, ukurannya ternyata hampir dua kali lebih besar daripada yang sebelumnya diprediksi. Informasi ini dikutip dari Daily Mail pada hari Senin (27/2/2023).

Dilaporkan bahwa buku tersebut memuat 113 bagian dari Kitab Kematian (Book of The Dead). Di dalamnya terdapat lebih dari 150 kolom dengan ukuran yang bervariasi, dengan baris-baris diatur di setiap kolom.

Istilah “Book of The Dead” merujuk pada sekelompok teks yang terdiri dari mantra yang bertujuan untuk membantu individu yang telah meninggal dalam peralihan mereka ke alam roh. Nama untuk dokumen ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli Mesir Kuno asal Jerman, Karl Richard Lepsius.

Dalam perjalanan kami melintasi halaman-halaman Kitab Orang Mati, kita tidak hanya menemukan petunjuk tentang bagaimana mereka menghadapi kematian dengan rasa takut dan harapan, tetapi juga menggali makna yang lebih dalam tentang arti eksistensi dan tujuan hidup. Dari bangsawan hingga rakyat biasa, kitab ini mengajarkan kepada kita bahwa keinginan untuk meraih keselamatan rohani dan peluang untuk kehidupan abadi adalah dorongan universal yang telah menggerakkan hati manusia selama berabad-abad.

Kitab Orang Mati Mesir Kuno bukan hanya harta warisan budaya dari masa silam, tetapi juga sebuah peninggalan penting yang terus menginspirasi manusia di era modern ini. Melalui penelitian dan pemahaman terhadap kitab ini, kita melihat garis-garis kebijaksanaan kuno yang masih relevan dan bermakna dalam kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan besar yang terus menghantui pikiran kita.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here