BeritaYogya.Com – Kalangan legislatif memandang program Pemkot Yogyakarta belum cukup spesifik untuk mengatasi kemiskinan .
Langkah yang muaranya untuk pemberdayaan masyarakat tidak mampu dinilai sangat kurang.
Anggota Komisi B DPRD Kota Yogyakarta Antonius Fokki Ardianto menilai Pemkot Yogyakarta tak fokus menangani kasus kemiskinan.
Kasus kemiskinan di Kota Pelajar lebih didominasi warga yang terimbas fenomena terkini, seperti pandemi Covid-19, sampai masifnya lonjakan harga kebutuhan pokok.
“Kalau hipotesis kami, dibanding yang struktural, lebih dominan warga yang menjadi miskin karena suatu proses. Sementara, intervensi Pemkot tidak fokus,” urainya.
Politkus PDI Perjuangan itu memberi contoh, saat harga kebutuhan bahan pokok melejit, hingga berdampak besar pada level inflasi Kota Yogyakarta, Pemkot seakan kurang tanggap melakukan upaya antisipasi di lapangan.
“Sekarang bandingkan saja, harga kebutuhan pokok dan besaran upah minimum di kota. Kalau tidak ada intervensi serius, kemiskinan bisa semakin parah,” katanya.
Setali tiga uang, Wakil Ketua Komisi B, Rifki Listianto pun menyajikan pandangan serupa. Program Gandeng Gendong yang selalu digembar-gemborkan dianggap belum dapat memberi efek pada penurunan angka kemiskinan.