Gereja Santo Paulus Pringgolayan Tengah Menjalani Proses Renovasi

14
Bupati Bantul, Abdul Halim, bersama Uskup Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko sedang meletakan batu pertama di Gereja Pringgolayan

BeritaYogya.com – Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, hadir dalam acara Upacara Peletakan Batu Pertama atau Groundbreaking Ceremony dalam rangka renovasi Gereja Santo Paulus Pringgolayan. Acara tersebut berlangsung pada hari Rabu (16/8/2023) di area pembangunan gedung Gereja Santo Paulus Pringgolayan.

Sebelum dinamai sebagai Stasi Santo Paulus Pringgolayan pada tahun 1974, umat Katolik di daerah ini bergabung dalam Kring Kotagede Raya, yang wilayahnya membentang dari Giwangan, Tegalgendu, Kotagede, Gedongkuning, Sekarsuli, Gamelan, Ngipik, dan Mantup, serta masih tergabung dalam beberapa paroki. Pada tanggal 25 Januari 1986, yang juga dirayakan sebagai Hari Peringatan Pertobatan Santo Paulus oleh Gereja, menjadi momen penting dalam sejarah diresmikannya gedung Gereja. Upacara peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan prasasti sinengkalan “Rasa Angesti Luhuring Widi” (1986) oleh Bupati Kabupaten Bantul, Murwanto Suprapto, bersama dengan Uskup Agung Semarang, Mgr. Yulius Riyadi Darmaatmaja, SJ.

Dengan semangat memperhatikan kenyamanan para jemaatnya dalam beribadah, Gereja Santo Paulus Pringgolayan kini tengah melangkah dalam proses renovasi yang bertujuan untuk memberikan suasana yang lebih baik dan layak. Renovasi ini tidak hanya merupakan wujud perhatian terhadap lingkungan ibadah, tetapi juga sebuah bentuk komitmen dalam menjaga dan meningkatkan pengalaman spiritual jemaat.

Melalui langkah-langkah peremajaan yang diambil, Gereja Santo Paulus Pringgolayan berupaya memberikan suasana yang lebih sejuk, indah, dan nyaman bagi semua yang datang untuk beribadah. Upaya ini adalah ekspresi konkret dari tekad untuk menciptakan lingkungan yang lebih mendukung refleksi spiritual dan perenungan pribadi, sehingga setiap individu dapat merasakan kedamaian dan ketenangan dalam proses beribadah.

Renovasi ini juga mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas yang dijunjung tinggi oleh gereja ini. Dengan merangkul kemajemukan budaya dan umat, Gereja Santo Paulus Pringgolayan mengingatkan kita akan pentingnya menyediakan ruang yang inklusif bagi semua jemaat tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Ini adalah langkah menuju masyarakat yang lebih rukun dan penuh saling pengertian.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here