Jokowi: Upaya ASEAN untuk Perdamaian di Myanmar Butuh Waktu Panjang

5
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Foto: Setneg)

BeritaYogya.com – Dalam pernyataan pers penutupan KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan bahwa upaya ASEAN untuk membantu mengembalikan perdamaian dan stabilitas di Myanmar akan memerlukan waktu yang lama. Meskipun demikian, dia menekankan pentingnya terus berjuang dalam upaya tersebut. Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa ASEAN tidak akan terjebak oleh isu Myanmar.

“Kapal ASEAN harus terus melaju untuk terus mewujudkan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran,” kata Presiden Jokowi.

Dalam KTT tersebut, para pemimpin ASEAN telah sepakat untuk melanjutkan upaya penyelesaian krisis politik di Myanmar. Salah satu langkah yang diambil adalah membentuk troika, yang terdiri dari keketuaan tahun berjalan, keketuaan tahun sebelumnya, dan keketuaan tahun selanjutnya. 

Mekanisme ini akan diterapkan tahun depan, saat Laos menjabat sebagai ketua ASEAN, dengan pendampingan dari Indonesia (ketua sebelumnya) dan Malaysia (ketua selanjutnya). Tujuannya adalah untuk memastikan kelangsungan penanganan isu Myanmar melalui implementasi Konsensus Lima Poin (5PC).

Konsensus tersebut mencakup pendekatan dialog inklusif nasional yang harus diprakarsai oleh rakyat Myanmar sebagai bagian dari upaya penyelesaian krisis yang dimulai setelah kudeta militer terhadap pemerintah terpilih Myanmar pada 1 Februari 2021.

Selama sembilan bulan kepemimpinannya sebagai ketua ASEAN, Indonesia telah melakukan 145 pendekatan dengan sekitar 70 pemangku kepentingan terkait krisis di Myanmar, dengan harapan untuk membangun kepercayaan di antara mereka dan melanjutkan upaya dialog inklusif.

“Kita melihat sudah mulai muncul kepercayaan di antara para pemangku kepentingan, dan (proses pendekatan) ini akan kita lanjutkan,” kata Presiden Jokowi, dilansir dari Republika.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here