Malioboro Sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta yang Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

12
Illustrasi Malioboro yang akan diakui sebagai Warisan Tak Benda UNESCO

BeritaYogya.com – Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah jembatan antara masa lalu dan masa kini, antara tradisi dan modernitas.

Usulan untuk mengangkatnya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO menggarisbawahi pentingnya menghormati dan merawat akar budaya yang telah memberi identitas pada suatu tempat.

Dengan langkah ini, dunia akan semakin mengenali kekayaan spiritual dan intelektual Yogyakarta, memungkinkan filosofi ini untuk terus menyala dalam hati dan pikiran manusia dari segala penjuru dunia.

Usulan dari pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta kepada UNESCO untuk mengakui Kawasan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya tak benda global merujuk pada sebuah jalur imajiner atau aliran jalan yang menghubungkan titik Panggung Krapyak dan Tugu Yogyakarta.

Dalam jalur ini, tercakup pula wilayah Malioboro hingga Keraton Yogyakarta, yang terletak dalam satu lintasan yang menghubungkan Panggung Krapyak dan Tugu Yogyakarta.

Dalam waktu yang tidak lama lagi, Kawasan Malioboro akan diubah menjadi zona dengan tingkat emisi rendah.

Langkah ini diambil sebagai tindak lanjut dari usulan pengakuan Malioboro sebagai bagian dari Sumbu Filosofi untuk menjadi warisan budaya tak benda UNESCO.

“Kita sedang merancang Malioboro sebagai sumbu filosofi. September tim diundang ke Riyadh untuk asesmen terakhir dari 20 negara yang jadi juri,” ujar Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Beny saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, DIY Rabu (2/8/2023).

Kawasan Malioboro telah direncanakan sejak awal sebagai wilayah dengan tingkat emisi rendah, di mana merokok dilarang.

Pada jam-jam tertentu, penggunaan kendaraan bermotor juga dilarang di kawasan Malioboro.

Walaupun demikian, Beny mengakui bahwa transformasi Malioboro menjadi zona pejalan kaki penuh masih menghadapi kesulitan.

Ini disebabkan oleh kebutuhan kendaraan bermotor yang tetap diperlukan untuk mengangkut barang dagangan para pedagang di area tersebut.

Melalui pengakuan internasional yang diusulkan, Sumbu Filosofi Yogyakarta akan merangkul seluruh dunia.

Ini adalah panggilan untuk menghormati bunga rampai pemikiran yang mekar di tanah Jawa dan untuk mengabadikan kebijaksanaan yang senantiasa relevan.

Mungkin ini adalah permulaan dari perjalanan yang tak terbatas, di mana warisan tak benda ini akan terus memancarkan cahaya ditengah gelapnya perubahan zaman.

Ketika kita melangkah menjauhi pusat Sumbu Filosofi, biarkan kita membawa pesan-pesan ini dalam hati kita, merangkul nilai-nilai harmoni, keseimbangan, dan kearifan yang telah dipersembahkan oleh Yogyakarta kepada dunia.

Dengan begitu, kita akan menjadi bagian dari perjalanan yang tak pernah berakhir, menjaga cahaya filosofi ini menyala, mengilhami, dan menerangi jalan kita ke masa depan yang lebih bijaksana.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here