Mewujudkan Potensi UMKM dengan Dukungan Fintech dan Pemerintah

6
Display UMKM (Sumber: Kemenkop)

BeritaYogya.com – Adanya kolaborasi antara pemerintah, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), maupun swasta menjadi kunci untuk bangkitnya UMKM pasca pandemi Covid-19.

Edhi Kusdiyarwoko selaku Asisten Deputi Pembiayaan Wirausaha Kemenkop UKM mengatakan bahwa UMKM merupakan tulang punggung bagi perekonomian nasional yang perlu untuk terus diperkuat dengan melakukan kolaborasi baik antar satu sektor dengan sektor lainnya atau dengan stakeholder.

Terdapat 3 langkah yang dapat dilakukan untuk mendorong perkembangan UMKM di Indonesia yaitu dengan adanya peningkatan usaha UMKM di setiap cluster, mendorong digitalisasi UMKM dan kolaborasi sektor pembayaran. 

Selanjutnya, terkait dengan pembiayaan UMKM, Chief Funding Officer Amartha, Julie Fauzie, mengatakan terkait potensi pembiayaan ultra mikro. Lewat pemanfaatan teknologi dan pendampingan mitra kerja, UMKM diharapkan dapat maju dan berkembang.

Edhi Kusdiyarwoko, Asisten Deputi Pembiayaan Wirausaha Kementerian koperasi dan Usaha kecil menengah (Kemenkop UKM) memastikan bahwa Pemerintah Indonesia terus melakukan usaha untuk mendukung bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah melalui digitalisasi.

Kemenkop UKM memiliki program untuk meningkatkan target setidaknya 30 juta UMKM  dari setengah total pelaku UMKM yaitu sebanyak 64,2 juta dapat melakukan digitalisasi dengan baik pada 2024 mendatang.

Agar program tersebut dapat tercapai Edhi mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan kolaborasi dengan beberapa perusahaan digital seperti GO-jek, Tiktok, Tokopedia dan lain sebagainya.

Dengan adanya kolaborasi tersebut diharapkan para pelaku UMKM dapat terbantu untuk melakukan usaha nya di era digital seperti sekarang ini.

Ia menambahkan bahwa pihaknya berharap ada beberapa sektor yang bisa terdigitalisasi dengan baik dari UMKM.

Sektor tersebut seperti bagaimana mereka mendapatkan pembeli, mendapatkan inovasi dari pendanaan, ter digitalisasi guna office internal, mendapat supplier dan dapat terfasilitasi data analitik dan juga logistik.

Kemenkop UKM telah memberikan bantuan pendanaan kepada  perusahaan start up dan UMKM untuk digitalisasi yang lebih luas sebesar 17,2 miliar. 

Kerja sama di bidang industri keuangan khususnya yang berkaitan dengan perbankan dan perusahaan teknologi finansial (Tekfin) atau finance technology (fintech) menjadi salah satu cara untuk mendorong inklusi keuangan di berbagai sektor. Khususnya pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

Bhima Yudhistira selaku Direktur Center of Economic and Law Studies mengatakan bahwa saat ini zamannya memang cross platform dimana tidak perlu lagi untuk membuka aplikasi bank digital untuk pengajuan pinjaman, melainkan cukup dengan menggunakan platform yang sudah eksisting.

Menurut Bima hal yang dapat dilakukan pelaku fintech untuk meningkatkan daya saing adalah dengan melakukan integrasi terutama dengan bank yang memiliki layanan digital.

Bima mengatakan bahwa saat ini model kemitraan bank dan pelaku fintech makin berkembang.

Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga tahun 2022, nilai outstanding pinjaman yang disalurkan kepada fintech P2P lending sekitar 40,2 triliun atau naik 85% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Direktur keuangan dan perencanaan bisnis PT Bank Sahabat Sampoerna, Hengky Suryaputra mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan melalui fintech tidak akan terjadi jika tidak ada kebutuhan pembiayaan, termasuk kebutuhan pembiayaan UMKM.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here