Pengaruh Digitalisasi terhadap Komunikasi Politik dan Pemilu Damai 2024

16
Wamenkominfo, Nezar Patria dalam Webinar Internasional Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul dari Malang (Foto: Kominfo)

BeritaYogya.com – Program digitalisasi di berbagai bidang telah menciptakan desentralisasi dalam komunikasi politik, penyediaan informasi politik yang lebih cepat, dan meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu sosial terkini, termasuk upaya untuk mewujudkan Pemilu Damai 2024.

Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo), Nezar Patria, digitalisasi telah membawa desentralisasi dalam komunikasi politik. Politik di dunia maya telah memungkinkan semua orang untuk berpartisipasi aktif. Kemudahan yang ditawarkan oleh internet membuat komunikasi, pertukaran pendapat, dan mobilisasi kegiatan politik menjadi lebih mudah dilakukan.

Wamen Nezar mengungkapkan bahwa saat ini media sosial memainkan peran yang efektif dalam memengaruhi proses politik dan membentuk perspektif masyarakat. Contohnya, di Amerika Serikat, media sosial telah berhasil mendorong partisipasi pemilih muda, sedangkan di Negara bagian Ohio, media sosial digunakan untuk pengelolaan surat suara. Di Thailand, media sosial juga menjadi faktor kunci dalam kemenangan salah satu kontestan.

Namun, ia juga memperingatkan tentang potensi gangguan informasi atau “information disorder” seiring dengan peningkatan penggunaan media sosial. Ini terdiri dari tiga bentuk: misinformasi (penyebaran informasi salah tanpa niat jahat), disinformasi (penyebaran informasi salah dengan sengaja), dan mal-informasi (penyebaran informasi faktual dengan tujuan merugikan pihak tertentu, seperti perundungan siber dan ujaran kebencian).

Lebih lanjut, Wamen Nezar mengumumkan bahwa Kementerian Kominfo telah menginisiasi Kampanye Pemilu Damai 2024 untuk mengantisipasi potensi gangguan informasi. Kampanye ini melibatkan pemangku kepentingan terkait untuk bersama-sama memperkuat pesan-pesan terkait Pemilu Damai, termasuk dengan menghindari penyebaran disinformasi dan hoaks.

Selain itu, Kementerian Kominfo juga mengambil langkah-langkah di berbagai tingkat. Di tingkat hulu, mereka meningkatkan literasi digital masyarakat untuk mengatasi hoaks melalui kampanye, edukasi, dan sosialisasi anti hoaks yang dilakukan oleh Gerakan Nasional Literasi Digital. 

Di tingkat menengah, Kementerian Kominfo memberikan klarifikasi terkait hoaks Pemilu 2024. Sedangkan di tingkat hilir, mereka mendukung aparat penegakan hukum dengan data untuk menindak pembuat dan penyebar hoaks terkait pemilu.

Wamen Nezar mengajak semua pihak untuk mendorong komunikasi politik yang produktif serta memprioritaskan persatuan dan perdamaian. Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tokoh akademik terkemuka.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here