Kota Yogyakarta Terus Melakukan Inovasi dalam Pengurangan Sampah

39
Jumpa Pers di Balaikota Jogja ( Foto : Pemkot Jogja)
Jumpa Pers di Balaikota Jogja ( Foto : Pemkot Jogja)

BeritaYogya.com – Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengklaim bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh Kota Yogyakarta sekarang telah mengalami penurunan menjadi 60 ton per hari. 

Penurunan ini merupakan hasil dari pelaksanaan program “Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja (Mbah Dirjo)” yang dicanangkan oleh Pemerintah Kota Yogyakarta beberapa waktu lalu. 

Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di Balai Kota Yogyakarta pada hari Selasa (19/9/2023).

“Kami akan terus mengembangkan berbagai jenis biopori seperti ember tumpuk, biopori, losida, biolos, dan lainnya, sesuai dengan kondisi rumah masing-masing,” tutur Singgih Raharjo.

Gerakan Mbah Dirjo, yang telah diluncurkan, telah menghasilkan sekitar 30.000 biopori. Ini telah mengurangi volume sampah sekitar 100 ton, dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai sekitar 300 ton per hari pada tahun 2022. 

Oleh karena itu, pihaknya berharap bahwa Gerakan Mbah Dirjo akan dapat mengurangi volume sampah sekitar 20-30 persen dari total volume sampah harian Kota Yogyakarta, yang mencapai sekitar 200 ton per hari.

Pemerintah Kota Yogyakarta juga berencana untuk terus mengembangkan Tempat Pengelolaan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di sebelah selatan TPS 3R di Nitikan. 

Upaya ini juga mencakup optimalisasi pengelolaan sampah mandiri yang telah dilakukan oleh masyarakat, seperti di TPST Karangmiri di Giwangan, pengelolaan sampah di Rusunawa Bener, dan pengolahan sampah dengan biokonversi maggot di Kandang Maggot Yogya di wilayah Kricak.

Singgih menegaskan bahwa pihaknya akan terus mengambil tindakan terhadap warga yang membuang sampah secara sembarangan. 

Mereka telah memberikan kesempatan kepada warga dengan membuka 14 depo lebih lama agar sampah tidak dibuang di pinggir jalan atau tempat yang tidak seharusnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pembangunan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, menyatakan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta akan melanjutkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah DIY dan strategi tingkat kota dalam mengelola sampah.

“Pengelolaan di sisi hulu akan melibatkan Gerakan Zero Sampah Anorganik dan Gerakan Mbah Dirjo untuk sampah organik dengan biopori, yang sudah diterapkan di dinas, sekolah, puskesmas, dan pasar di Kota Yogyakarta. Gerakan Mbah Dirjo akan diperluas pada tahun 2024 menjadi 65.837 titik. Sementara itu, pengelolaan sampah di sisi hilir akan melibatkan pengembangan dan peningkatan TPS 3R Nitikan dan TPS Karangmiri,” ujar Agus.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here