Kondisi perekonomian Indonesia diprediksi akan terus membaik dan membuka peluang investasi untuk terus bertumbuh. Tren positif membaiknya iklim investasi di Indonesia masih terus berlanjut. Hal ini tercermin dari masih tumbuhnya jumlah investor di pasar modal, baik itu investor reksadana, C-Best, maupun Surat Berharga Negara (SBN).
Berdasarkan data yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia terus meningkat dan telah menembus 8,6 juta per akhir April 2022 atau naik 15,11% dari posisi akhir tahun 2021 lalu. Dari data KSEI sektor finansial menjadi pilihan favorit bagi investor gen Z dan milenial untuk berinvestasi, disusul dengan saham dari sektor infrastruktur.
Data pada akhir April 2022 juga menunjukan bahwa investor dengan latar pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) semakin banyak yang tertarik untuk berinvestasi di pasar modal.
Secara demografi dilihat dari tingkat pendidikan, per akhir April 2022 jumlah investor pasar modal didominasi oleh investor dengan pendidikan terakhir SMA yang mencapai persentase sebesar 60,57% dengan nilai aset saham Rp160,69 triliun serta nilai aset reksa dana Rp38,08 triliun.
Selanjutnya, disusul dengan tingkat pendidikan S1 (29,42%), D3 (7,32%) dan S2 (2,69%). Namun, dilihat dari sisi jumlah aset, investor dengan tingkat pendidikan S1 memiliki jumlah aset terbesar dengan nilai aset saham mencapai Rp427,51 triliun dan nilai aset reksa dana mencapai Rp106,43 triliun.
Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo menyatakan, “Data tersebut membuktikan bahwa investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sudah banyak yang melirik pasar modal sebagai alternatif investasi. Sinyal ini menunjukan pasar modal bukan lagi menjadi investasi bagi kalangan tertentu saja, tetapi merupakan pilihan masyarakat Indonesia”. Uriep juga menambahkan, faktor pendukungnya antara lain investasi di pasar modal yang semakin mudah diakses oleh masyarakat, salah satunya dengan adanya pembukaan rekening online yang diinisiasi KSEI sejak tahun 2019.
Selain sektor finansial dan infrastruktur, lima sektor lain yang paling banyak diminati oleh investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA dalam berinvestasi adalah consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, energy, basic materials dan properties & real estate.
Data transaksi di Bursa Efek Indonesia juga menunjukkan kondisi yang sangat positif. Tercatat hingga April 2022 rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp15,4 triliun dan rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai 1,4 juta kali transaksi. Dari data tersebut RNTH investor dengan pendidikan terakhir SMA tercatat mencapai Rp1,4 triliun (9,1% dari total RNTH) dengan rata-rata frekuensi transaksi lebih dari 271 ribu kali (18,9% dari total rata-rata frekuensi transaksi).
Dari sisi industri reksa dana, investor lokal mendominasi dengan komposisi kepemilikan aset sebesar 97%. Reksa dana pasar uang masih merupakan reksa dana yang paling diminati oleh investor dengan jumlah investor lebih dari 2,2 juta disusul oleh reksa dana pendapatan tetap dengan jumlah investor mencapai 924 ribu dan reksa dana saham dengan jumlah investor mencapai 715 ribu.