Yogyakarta Gelar Festival Pahargyan untuk Ungkapan Syukur atas Pengakuan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Dunia

7
Festival Pahargyan di Jalan Malioboro (Foto : Pemkab Bantul)

BeritaYogya.com – Sebagai ungkapan rasa syukur atas pengakuan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO, Dinas Kebudayaan atau Kundha Kabudayan DIY mengadakan Festival Pahargyan. 

Acara ini digelar di sepanjang Jalan Malioboro pada Sabtu (28/10/2023) dan menjadi acara utama pertama setelah penetapan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia Non-Benda. 

Festival ini bertema “Satu Aksi Sumbu Filosofi: Budaya Yogyakarta yang Mendunia” dan mencakup sejumlah kegiatan.

Menurut Ketua Penyelenggara, tujuan utama Festival Pahargyan adalah untuk meningkatkan dan memperkuat komitmen daerah dalam pengelolaan Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia. 

“Tujuannya adalah untuk meningkatkan dan memperkuat komitmen daerah dalam mengelola Sumbu Filosofi sebagai warisan dunia, melibatkan aktif masyarakat baik di kawasan pusat maupun di sekitar Sumbu Filosofi dalam pengelolaan warisan budaya, memberdayakan masyarakat dalam pembangunan kawasan Sumbu Filosofi, serta menyampaikan informasi, sosialisasi, dan publikasi kepada masyarakat tentang pengakuan Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia,” tutur Ketua Penyelenggara.

Selain itu, beberapa kegiatan utama dalam rangkaian ini termasuk perlombaan Amazing Race yang dimulai dan berakhir di Taman Budaya Yogyakarta, perayaan Pahargyan Sumbu Filosofi, Doa Bersama diikuti dengan pemotongan tumpeng, penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (MoU), peluncuran SI SUFI, dan Flashmob.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam pidatonya, menyebutkan bahwa Sumbu Filosofi adalah sebuah karya jenius yang menggambarkan pemahaman manusia Jawa tentang nilai-nilai universal yang harus dimiliki manusia untuk menciptakan dunia yang indah, nyaman, dan damai.

“Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah sebuah mahakarya yang mengkristalisasikan pemahaman manusia Jawa tentang nilai-nilai universal yang harus dimiliki manusia agar dunia menjadi indah, nyaman, dan damai,” ujar Gubernur.

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang juga ikut menandatangani MoU, mengajak seluruh masyarakat Bantul untuk menghayati filosofi “sangkang paraning dumadi” ini dalam kehidupan sehari-hari.

“Oleh karena itu, mari kita mencari cara untuk menghayati filosofi ‘sangkang paraning dumadi’ ini dalam kehidupan sehari-hari kita,” kata Bupati. 

Festival Pahargyan dihadiri oleh sekitar 100 undangan, termasuk Forum Koordinasi Pimpinan Daerah DIY, kepala dan perwakilan OPD dari seluruh DIY. 

Dalam Festival Pahargyan ini, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara daerah dengan daerah lain, yang melibatkan pemerintah Kabupaten Bantul, pemerintah Kota Yogyakarta, pemerintah Kabupaten Sleman, pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, pemerintah Kabupaten Kulon Progo, serta 6 Kemantren dan 1 Kapanewon.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here